Anjing
dikenal sebagai sahabat manusia. Di kala senang maupun susah, kadang hewan yang
jago mengendus itu selalu hadir bagi tuannya. Tak sedikit kisah antara anjing
dan manusia yang membuat haru.
Dari sejumlah pemberitaan,
sedikitnya ada lima kisah haru antara manusia dan anjing. Ada yang terjadi di
Indonesia, ada juga yang membuat haru warga di belahan dunia lain.
1. Hachiko
Siapa
tak kenal kisah anjing Hachiko yang setia menunggu tuannya di Stasiun Shibuya,
sampai si anjing ini meninggal. Kisah haru ini begitu mendunia sampai difilmkan
Hollywood.
Hachiko adalah seekor anjing dari
Akita, sebuah daerah di Jepang. Dia dilahirkan pada tahun 1923 dan sejak kecil
dipelihara oleh Profesor Hidesaburo Ueno, guru besar ilmu pertanian di
Universitas Tokyo, yang tinggal kawasan Shibuya. Hubungan batin antara sang
profesor dengan anjing piaraan ini telah sedemikian akrab setelah selama
bertahun-tahun bersahabat.
Hachiko selalu mengantar sang
profesor naik kereta di Stasiun Shibuya untuk berangkat bekerja dan dia selalu
menunggu di stasiun tersebut pada jam 15.00 waktu setempat, untuk menjemput
sang profesor. Demikian dilakukan hingga bertahun-tahun dengan penuh rasa
kesetiakawanan dari kedua pihak, sang profesor dan si anjing.
Namun kisah kesetiaan Hachiko
dimulai ketika suatu ketika sang profesor meninggal mendadak di kampusnya
karena serangan jantung. Jenazah sang profesor dikebumikan di daerah asalnya,
tidak melewati Shibuya. Meski demikian Hachiko terus menunggu dengan setia
menunggu kepulangan sang profesor.
Hachiko menjadi anjing pengembara
yang memakan apa saja untuk mengganjal lapar. Namun setiap jam 15.00 waktu
setempat, Hachiko pasti telah berada di tempat yang biasa menjadi tempat
pertemuan antara dirinya dengan sang profesor. Hal itu terus dilakukannya selama
sembilan tahun kemudian. Hachiko kemudian ditemukan mati persis di titik
penantiannya, pada tahun 1935.
Kisah Hachiko dan kesetiaannya
lalu menyebar di seantero Jepang. Kisah yang menyentuh tersebut kemudian
diabadikan warga Jepang dengan membuatkan patung dari bahan perunggu kualitas
istimewa, persis di tempat Hachiko mati. Di depannya juga dipasang gerbong
kereta api kuno untuk menguatkan penggambaran penantian Hachiko.
2.
Maya
Maya
adalah anjing penerima penghargaan Dog of the Year pada tahun 2008 di Amerika
Serikat. Dia datang memberi keajaiban bagi tuannya, Angela Marcelino.
Saat itu Angela hampir saja
menjadi korban kekerasan dari seorang pria yang tak dikenal. Namun berkat
keberanian anjing pitbull itu, dia berhasil mengusir sang penjahat.
Penghargaan dari Animal Miracle
Foundation pun disematkan pada Maya. Dia disebut sebagai pahlawan.
3.
Moti
Moti
adalah anjing berjenis German Shepherd yang diberi gelar pahlawan pada tahun
2007. Dia juga menjadi Dog of the Year.
Aksi heroik Moti dilakukan ketika
berani menjadi tameng peluru bagi majikannya. Saat itu ada seorang pencuri
bertopeng yang hendak masuk ke dalam rumah keluarga Patel.
Maling yang kepergok oleh Moti
lalu digonggong. Karena panik mendengar gonggongan Moti, maling bersenjata itu
langsung menembakkan pistolnya. Moti terluka. Sementara sang pencuri langsung
kabur tanpa menyakiti keluarga Patel.
Ajaibnya, Moti bisa selamat dan
kembali sehat seperti sedia kala.
4.
Honey
Honey
menjadi Dog of the Year tahun 2006 karena menjadi pahlawan bagi pemiliknya.
Kala itu, Honey dan tuannya Michael Bosch, mengalami kecelakaan dan terbalik.
Bosch terjebak di dalam mobil,
sementara Honey bisa keluar. Anjing cokelat berjenis English Cocker Spaniel itu
lalu lari mencari pertolongan. Dia menarik perhatian seorang pria yang berada
tak jauh dari lokasi kecelakaan.
Bila menunggu tim penyelamat,
mungkin Bosch bisa saja tidak tertolong.
5.
Mak Tun dan 14 Anjingnya
Mak
Tun hidup sebatang kara. Sahabat hidupnya hanya 14 anjingnya. Susah senang sudah
mereka alami bersama, mulai dari menjadi korban gusuran hingga tinggal di
kolong jembatan.
Bila mau, Mak Tun sebenarnya bisa
menjual anjing-anjingnya. Namun dia memilih memelihara mereka dengan kemampuan
seadanya. Tak lain, hanya karena sayang pada anjing itu bak anak-anaknya
sendiri.
Saat ini Mak Tun tinggal di
kolong jembatan yang kecil. Hanya ada jalur pijakan sempit. Bila hujan dan
petugas lupa menutup pintu air, maka air bisa menggerus 'rumah' Mak Tun. Tak
jarang, wanita paruh baya itu harus berdiri merapat ke tembok sepanjang malam
sambil menggendong 4 bayi anjing.
Saat ditemui detikcom di kolong
jembatan kawasan Pusponjolo, Semarang, Mak Tun terlihat sibuk bersiap memberi
makan anjingnya. Berkaos hijau, dia tampak bahagia saat memberi makan anjing
yang dianggapnya sebagai anak. Padahal makanan yang diberikan adalah sisa-sisa
nasi yang dipungutnya di jalanan.
"Saya sayang sekali sama
mereka, mereka yang menemani saya. Saya hidup sendiri sama anjing-anjing
ini," cerita Mak Tun.
Bantuan pun sedang digalang oleh
para aktivis pecinta hewan. Harapannya, Mak Tun dan anjing-anjingnya bisa
mendapat tempat layak.
Posting Komentar