Headlines News :
Home » » Lima Kisah Anjing Sahabat Manusia

Lima Kisah Anjing Sahabat Manusia

Written By Alfonsius Karno on Selasa, 29 Oktober 2013 | 09.59

Anjing dikenal sebagai sahabat manusia. Di kala senang maupun susah, kadang hewan yang jago mengendus itu selalu hadir bagi tuannya. Tak sedikit kisah antara anjing dan manusia yang membuat haru.

Dari sejumlah pemberitaan, sedikitnya ada lima kisah haru antara manusia dan anjing. Ada yang terjadi di Indonesia, ada juga yang membuat haru warga di belahan dunia lain.

1. Hachiko

Siapa tak kenal kisah anjing Hachiko yang setia menunggu tuannya di Stasiun Shibuya, sampai si anjing ini meninggal. Kisah haru ini begitu mendunia sampai difilmkan Hollywood.

Hachiko adalah seekor anjing dari Akita, sebuah daerah di Jepang. Dia dilahirkan pada tahun 1923 dan sejak kecil dipelihara oleh Profesor Hidesaburo Ueno, guru besar ilmu pertanian di Universitas Tokyo, yang tinggal kawasan Shibuya. Hubungan batin antara sang profesor dengan anjing piaraan ini telah sedemikian akrab setelah selama bertahun-tahun bersahabat.

Hachiko selalu mengantar sang profesor naik kereta di Stasiun Shibuya untuk berangkat bekerja dan dia selalu menunggu di stasiun tersebut pada jam 15.00 waktu setempat, untuk menjemput sang profesor. Demikian dilakukan hingga bertahun-tahun dengan penuh rasa kesetiakawanan dari kedua pihak, sang profesor dan si anjing.

Namun kisah kesetiaan Hachiko dimulai ketika suatu ketika sang profesor meninggal mendadak di kampusnya karena serangan jantung. Jenazah sang profesor dikebumikan di daerah asalnya, tidak melewati Shibuya. Meski demikian Hachiko terus menunggu dengan setia menunggu kepulangan sang profesor.

Hachiko menjadi anjing pengembara yang memakan apa saja untuk mengganjal lapar. Namun setiap jam 15.00 waktu setempat, Hachiko pasti telah berada di tempat yang biasa menjadi tempat pertemuan antara dirinya dengan sang profesor. Hal itu terus dilakukannya selama sembilan tahun kemudian. Hachiko kemudian ditemukan mati persis di titik penantiannya, pada tahun 1935.

Kisah Hachiko dan kesetiaannya lalu menyebar di seantero Jepang. Kisah yang menyentuh tersebut kemudian diabadikan warga Jepang dengan membuatkan patung dari bahan perunggu kualitas istimewa, persis di tempat Hachiko mati. Di depannya juga dipasang gerbong kereta api kuno untuk menguatkan penggambaran penantian Hachiko.


2. Maya

Maya adalah anjing penerima penghargaan Dog of the Year pada tahun 2008 di Amerika Serikat. Dia datang memberi keajaiban bagi tuannya, Angela Marcelino.

Saat itu Angela hampir saja menjadi korban kekerasan dari seorang pria yang tak dikenal. Namun berkat keberanian anjing pitbull itu, dia berhasil mengusir sang penjahat.

Penghargaan dari Animal Miracle Foundation pun disematkan pada Maya. Dia disebut sebagai pahlawan.


3. Moti

Moti adalah anjing berjenis German Shepherd yang diberi gelar pahlawan pada tahun 2007. Dia juga menjadi Dog of the Year.

Aksi heroik Moti dilakukan ketika berani menjadi tameng peluru bagi majikannya. Saat itu ada seorang pencuri bertopeng yang hendak masuk ke dalam rumah keluarga Patel.

Maling yang kepergok oleh Moti lalu digonggong. Karena panik mendengar gonggongan Moti, maling bersenjata itu langsung menembakkan pistolnya. Moti terluka. Sementara sang pencuri langsung kabur tanpa menyakiti keluarga Patel.

Ajaibnya, Moti bisa selamat dan kembali sehat seperti sedia kala.

4. Honey

Honey menjadi Dog of the Year tahun 2006 karena menjadi pahlawan bagi pemiliknya. Kala itu, Honey dan tuannya Michael Bosch, mengalami kecelakaan dan terbalik.

Bosch terjebak di dalam mobil, sementara Honey bisa keluar. Anjing cokelat berjenis English Cocker Spaniel itu lalu lari mencari pertolongan. Dia menarik perhatian seorang pria yang berada tak jauh dari lokasi kecelakaan.

Bila menunggu tim penyelamat, mungkin Bosch bisa saja tidak tertolong.


5. Mak Tun dan 14 Anjingnya

Mak Tun hidup sebatang kara. Sahabat hidupnya hanya 14 anjingnya. Susah senang sudah mereka alami bersama, mulai dari menjadi korban gusuran hingga tinggal di kolong jembatan.

Bila mau, Mak Tun sebenarnya bisa menjual anjing-anjingnya. Namun dia memilih memelihara mereka dengan kemampuan seadanya. Tak lain, hanya karena sayang pada anjing itu bak anak-anaknya sendiri.

Saat ini Mak Tun tinggal di kolong jembatan yang kecil. Hanya ada jalur pijakan sempit. Bila hujan dan petugas lupa menutup pintu air, maka air bisa menggerus 'rumah' Mak Tun. Tak jarang, wanita paruh baya itu harus berdiri merapat ke tembok sepanjang malam sambil menggendong 4 bayi anjing.

Saat ditemui detikcom di kolong jembatan kawasan Pusponjolo, Semarang, Mak Tun terlihat sibuk bersiap memberi makan anjingnya. Berkaos hijau, dia tampak bahagia saat memberi makan anjing yang dianggapnya sebagai anak. Padahal makanan yang diberikan adalah sisa-sisa nasi yang dipungutnya di jalanan.

"Saya sayang sekali sama mereka, mereka yang menemani saya. Saya hidup sendiri sama anjing-anjing ini," cerita Mak Tun.


Bantuan pun sedang digalang oleh para aktivis pecinta hewan. Harapannya, Mak Tun dan anjing-anjingnya bisa mendapat tempat layak.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Solution Problem | Alfonsius Karno | Software
Copyright © 2011. ask - All Rights Reserved
Template Created by Solution Problem Published by Alfonsius Karno
Proudly powered by Blogger